Rabu, 23 Februari 2011

jenis jenis udang

  1. Udang
  2. Udang bari/Geragau/Kepal
  3. Udang buku
  4. Udang cendana
  5. Udang ekor biru
  6. Udang galah
  7. Udang harimau
  8. Udang karang
  9. Udang kulit keras
  10. Udang kuning
  11. Udang kupas
  12. Udang lipan
  13. Udang lobak/Udang ketak/Udang kipas
  14. Udang mera
  15. Udang merah/Ros
  16. Udang minyak/Minyak Jalur
  17. Udang pasir / Putih
  18. Udang puteh kecil
  19. Udang putih besar
  20. Udang putih tanda
  21. Udang solo/Sualor
  22. Udang susu
  23. Udang vannamei
  24. Udang kara
  25. Udang karang
  26. Udang kepal
  27. Udang kertas
  28. Udang lipan/Udang mentadak/Udang ronggeng
  29. Umang-umang
  30. Unduk-unduk

jenis jenis udang

  1. Udang
  2. Udang bari/Geragau/Kepal
  3. Udang buku
  4. Udang cendana
  5. Udang ekor biru
  6. Udang galah
  7. Udang harimau
  8. Udang karang
  9. Udang kulit keras
  10. Udang kuning
  11. Udang kupas
  12. Udang lipan
  13. Udang lobak/Udang ketak/Udang kipas
  14. Udang mera
  15. Udang merah/Ros
  16. Udang minyak/Minyak Jalur
  17. Udang pasir / Putih
  18. Udang puteh kecil
  19. Udang putih besar
  20. Udang putih tanda
  21. Udang solo/Sualor
  22. Udang susu
  23. Udang vannamei
  24. Udang kara
  25. Udang karang
  26. Udang kepal
  27. Udang kertas
  28. Udang lipan/Udang mentadak/Udang ronggeng
  29. Umang-umang
  30. Unduk-unduk

Udang

Udang ialah sejenis haiwan yang hidup di dalam air dan tergolong dalam sub-order Dendrobranchiata [1]. Walaupun kelihatan sama sahaja dengan udang halus, udang berbeza dengan udang halus dari segi struktur insangnya. Insang udang bercabang (oleh itu, namanya dendro = "pokok"; branchia = "insang"), manakala insang udang halus berlamela. Takson kembar bagi Dendrobranchiata ialah Pleocyemata yang terdiri daripada semua udang halus, udang karang, ketam, dan sebagainya.
Udang boleh didapati di dalam air masin dan air tawar. Pada masa kini, udang air masin dan air tawar diternak secara besar-besaran di kebanyakan negara. Di Malaysia, udang diternak di Pahang dan Sabah. Ladang ternakan udang di Pahang hanya untuk di eksport.

Sabtu, 19 Februari 2011

peluang ekspor udang galah

Udang galah (Macrobrachium rosenbergii) adalah jenis udang air tawar berukuran cukup besar dan rasa yang bisa bersaing dengan jenis udang lainnya. Teknologi budidaya udang yang mempunyai capit panjang ini juga relatif sederhana. Namun baru petani ikan di Pulau Jawa dan Bali saja yang mampu membudidayakannya.  Ketersediaan benur, adalah salah satu kendala dalam pengembangan udang ini. Kebutuhan benur nasional yang mencapai 60 juta ekor/tahun, jauh dari kapasitas produksi saat ini yakni sekitar 35 juta ekor.

Rp35.000—Rp50.000/kg
Dari produksi total perikanan budidaya secara nasional pada 2004 sebesar 1,48 juta ton, 488.000 ton di antaranya dihasilkan oleh perikanan budidaya air tawar. Produksi perikanan budidaya air tawar masih didominasi oleh komoditas ikan mas (187.000 ton), nila (98.000 ton), lele (56.000 ton), dan patin (24.000 ton), sedangkan produksi udang galah baru mencapai 290 ton.

Udang galah merupakan salah satu jenis udang air tawar yang dapat ditemukan di hampir semua sungai dan perairan tawar di Indonesia. Dirjen Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan,  Made L. Nurjana mengatakan, teknologi budidaya udang galah sudah cukup dikuasai oleh masyarakat dengan tingkat produktivitas berkisar 1—3 ton/ha.

Harga jual udang galah pun cukup menggiurkan. Udang konsumsi ukuran 20—30 ekor/kg di pasar lokal laku dijual dengan harga Rp35.000—Rp50.000/kg. Namun sayang, daerah pengembangan budidaya udang galah masih terbatas di Pulau Jawa dan Bali serta sebagian kecil Sumatera Selatan. Di luar daerah-daerah tersebut, udang galah diperoleh dari hasil tangkapan di sungai.

Benih menjadi salah satu kendala paling krusial dalam pengembangan budidaya udang galah. “Hal tersebut disebabkan oleh masih terbatasnya unit hatchery yang menghasilkan juvenil yang hanya berkembang di pulau Jawa dan Bali,” ujar Made. Tak heran jika wilayah lain, budidaya udang galah sulit berkembang.

Produksi 1,2 juta Juvenil/Tahun
Balai Benih Udang Galah, Klungkung, Bali, salah satu unit pelaksanaan daerah (UPTD) yang memprioritaskan produksi juvenil udang galah sejak 1984. Produksinya mencapai 1,2 juta ekor/tahun atau 100.000 ekor/bulan, dengan kapasitas terpasang 2 juta ekor/tahun.  Juvenil udang galah mulai dipasarkan sejak umur 35—40 hari yang dipanen secara bertahap. Harga juvenil udang galah di Bali berkisar Rp40—Rp50/ekor, sementara biaya produksinya rata-rata Rp25/ekor.

BBUG Klungkung memiliki stok induk sekitar 3.000 ekor yang setiap tahun selalu  diremajakan. Umur induk yang baik minimal 8 bulan. Setelah daya tetasnya menurun, induk diganti yang baru.

Pemijahan dilakukan secara alami dengan cara memasukkan induk jantan dan betina ke dalam satu kolam. Setelah tiga minggu, induk  diseleksi dan  yang  mengandung telur selanjutnya dipisahkan ke kolam lain. Satu induk biasanya mengandung 20.000 butir telur. Dengan memijahkan 200 ekor induk akan dihasilkan sekitar 400.000 butir telur/siklus.

Tiga hari setelah menetas, larva udang diberi pakan artemia dan pakan buatan berupa campuran telur, tuna yang telah diblender, susu skim, dan terigu. Untuk mencapai fase juvenil diperlukan waktu sekitar 35—40 hari pemeliharaan dengan media air payau berkadar garam 8—10 ppm.

Di Bali, udang galah atau  dikenal sebagai baby lobster  memasok kebutuhan turis mancanegara di derah wisata pantai. Dengan segmen pasar tersebut,  daya serap dan harga udang galah di daerah ini cukup tinggi, yakni Rp40.000/kg dengan ukuran 20 ekor/kg.

Pasar Ekspor Terbuka
Sementara itu, pemilik Gubug Resto Udang Galah Mang Engking, Yogyakarta, Engking Sodikin mengatakan, permintaan ekspor udang galah sudah ada tapi volume produksinya belum mencukupi. Tujuan pasar mancanegara udang galah di antaranya Brunei Darussalam. Jumlah permintaan negara tetangga itu sebanyak 6—8 ton/bulan, tapi  sampai saat ini belum terpenuhi.

Menurut Mang Engking, jangankan ekspor, untuk konsumsi dalam negeri saja masih kurang. “Contohnya saya, untuk memenuhi kebutuhan udang galah tiga resto di Yogyakarta saja sangat susah, sehingga saya harus mencari hingga Jawa Barat,“ ujarnya.

Ditambahkan Engking, tren permintaan udang galah terus meningkat. “Untuk pasar domestik, potensi pasarnya mencapai 10.500 ton/tahun. Kebutuhan lokal Yogyakarta saja diperkirakan sekitar 6—8 ton/bulan dan baru terpenuhi sekitar 5 ton saja,” katanya lagi. Pengusaha resto ini sangat yakin udang galah mampu menarik konsumen restonya. Untuk itu ia merencanakan membuka resto di  Surabaya, Semarang, Purwokerto, Bandung, dan Depok (Jakarta).

udang yang hidup di kedalaman 180 meter es antartika

Penemuan ini menantang anggapan umum tentang kemampuan bertahan dari organisme kompleks, yakni organisme yang lebih dari sekadar bakteri atau berbentuk sel tunggal saja.

Para ilmuwan menemukan fauna dari keluarga udang-udangan dan juga ubur-ubur yang bertahan hidup di bawah lapisan tebal es di Antartika, yang mana tadinya disangka tak mungkin ada binatang yang bisa bertahan di tempat seperti itu.


Di bawah lapisan es setebal 600 kaki, atau kira-kira 180 meter, dan tanpa sinar matahari, tadinya para ilmuwan berasumsi hanya mikroba yang bisa bertahan hidup.

Betapa terkejutnya tim NASA ketika mereka menurunkan kamera untuk menelusuri perairan di bawah lapisan es Antartika. Seekor hewan seperti udang berenang mendekat lalu hinggap di kabel kamera. Para ilmuwan juga menemukan bekas tentakel yang diduga berasal dari sejenis ubur-ubur.

“Tadinya kami berasumsi tak ada (hewan) apa pun di bawah sana,” kata ilmuwan NASA Robert Bindschadler, yang mempresentasikan temuan ini berikut rekaman videonya, Rabu (17/3/2010) di pertemuan Persatuan Geofisika Amerika.

Binatang itu panjangnya 3 inchi dan sempat disorot selama dua menit. “Persis udang yang biasa kita makan,” kelakar Bindschadler. Tepatnya hewan ini adalah Lyssianasid amphipod, bukan udang, tapi ada hubungannya dengan keluarga udang-udangan.

Mengapa penemuan seekor udang ini penting? Karena ini menantang pemikiran kita tentang syarat minimum bagi organisme untuk bertahan hidup. Kalau ada udang bisa bermain-main di bawah lapisan es 180 meter, bagaimana di bulan Jupiter, Europa, yang tertutup es?

Pakar mikrobiologi Cynan Ellis-Evans dari badan survei Antartika UK juga ikut tercengang oleh penemuan ini. “Ini penemuan (hewan) pertama pada lingkungan di bawah lapisan es yang merupakan organisme kompleks.”

Dia juga memaparkan bahwa sebelumnya pernah ditemukan hal serupa di daerah lapisan es yang mulai mencair, tapi belum pernah ada penemuan yang tepat di bawah lapisan es. Tapi dia juga menyatakan bahwa mungkin saja hewan itu telah berenang sangat jauh dan tersesat di sana, jadi daerah itu bukanlah habitat tetapnya.

Tapi Kim, salah seorang ilmuwan yang terlibat dalam penemuan itu meragukan dugaan ‘hewan tersasar’ itu. Lokasi penemuan itu lebih dari 19 km jauhnya dari lautan terbuka.

Bindschadler dan timnya hanya mengebor lubang berdiameter kira-kira 20 cm dan hanya mengamati perairan yang sangat kecil. Artinya, kemungkinannya sangat kecil bahwa ada dua organisme yang berenang sejauh itu lalu terperangkap di perairan sempit itu.

Memang para ilmuwan masih bingung apa sumber makanan hewan tersebut. Menurut Kim, kalau mikroba bisa memproduksi makanan sendiri dari bahan kimia di lautan, tapi hewan kompleks seperti amphipod itu tidak bisa.

Jadi, bagaimana cara hewan itu bertahan hidup?

UDANG

Udang adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai, laut, atau danau. Udang dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Udang biasa dijadikan makanan laut (seafood). Dalam bahasa Banjar disebut hundang.

[sunting] Taksonomi

Banyak crustaceae yang dikenal dengan nama "udang". Misalnya mantis shrimp dan mysid shrimp, keduanya berasal dari kelas Malacostraca sebagai udang sejati, tetapi berasal dari ordo berbeda, yaitu Stomatopoda dan Mysidaceae. Triops longicaudatus dan Triops cancriformis juga merupakan hewan populer di air tawar, dan sering disebut udang, walaupun mereka berasal dari Notostraca, kelompok yang tidak berhubungan.

[sunting] Daur hidup udang

Larva nauplius udang.
Udang menjadi dewasa dan bertelur hanya di habitat air laut. Betina mampu menelurkan 50.000 hingga 1 juta telur, yang akan menetas setelah 24 jam menjadi larva (nauplius). Nauplius kemudian bermetamorfosis memasuki fase ke dua yaitu zoea (jamak zoeae). Zoea memakan ganggang liar. Setelah beberapa hari bermetamorfosis lagi menjadi mysis (jamak myses). Mysis memakan ganggang dan zooplankton. Setelah tiga sampai empat hari kemudian mereka bermetamorfosis terakhir kali memasuki tahap pascalarva: udang muda yang sudah memiliki ciri-ciri hewan dewasa. Seluruh proses memakan waktu sekitar 12 hari dari pertama kali menetas. Pada tahap ini, udang budidaya siap untuk diperdagangkan, dan disebut sebagai benur. Di alam liar, postlarvae kemudian bermigrasi ke estuari, yang sangat kaya akan nutrisi dan bersalinitas rendah. Di sana mereka tumbuh dan kadang-kadang bermigrasi lagi ke perairan terbuka di mana mereka menjadi dewasa. Udang dewasa merupakan hewan bentik yang utamanya tinggal di dasar laut.

Rabu, 16 Februari 2011

Makan udang


Makanan udang merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan usaha. Oleh karena itu ada beberapa persyaratan yang secara teknis harus memperoleh penanganan secara khusus yaitu :
  • Aspek Kimia, yaitu persyaratan kandungan nutrisi makanan yang meliputi protein, karbohidrat, lemak. vitamin dan mineral.
  • Aspek Fisik Makanan, yaitu bentuk dan ukuran makanan, ketahanan dalam air, dan tekntk pengepakan.
  • Aspek Biologis, yaitu nilai konversi makanan atau perbandingan jumlah makanan yang di konsumsi dengan kemampuan makanan yang di konsumsi dapat meningkatkan berat tubuh udang.
  • Aspek Ekonomis, yaitu kelayakan harga ditinjau dari segi kualitas inaupun nilai makanan.
    Maka untuk dapat menjamin kelayakan kualitas, makanan udang perlu diuji terlebih dahulu. Makanan udang yang di berikan harus memenuhi syarat antara lain :
    • Makanan udang harus mempunyai aroma yang disukai oleh udang. Caranya ialah dengan memberi atraktan yang dapat membuat udang tertarik pada makanan tersebut.
    • Makanan udang harus tenggelam, sebab udang galah umumnya mencari makanan di dasar kolam.
    • Daya tahan makanan udang dalam air minimal 5 jam.
Meramu Makanan Udang
Tabei 1. Spesifikasi Nutrisi Makanan Udang

Karekteristik
Diet I
Diet II
Diet III
Diet IV
Bahan Baku Makanan Udang
Untuk meramu makanan udang pertama kali yang harus dipahami adalah mengenal bahan baku makanan udang. Bahan baku makanan udang, dapat digolongkan menjadi dua kelompok yakni:
  1. Bahan baku makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan memrupakan sumber karbohidrat vang mengandung serat kasar tinggi maka jumlah penggunaannya relalif terbatas, sebab udang tidak efisien mencerna bahan baku golongan ini.
  2. Bahan baku makanan yang berasal dari hewan merupakan sumber protein dan asam amino yang relatif cukup lengkap, dan rata-rata serat kasar yang dikandungnya relatif rendah.
Penyusunan komposisi makanan udang tidak sekedar mengandalkan bahan baku makanan kedua golongan tersebut, juga sangat diperlukan makanan tambahan (feed suplement) produk pabrik yang kaya vitamin, mineral dan anti biotika.
Komposisi feed suplement yang digunakan secara umum dalam penyususnan makanan udang, dikenal ada tiga macam yaitu :
  1. Feed Suplement yang mengandung komposisi multi vitamin dan mineral, yang berfungsi untuk melengkapi komposisi makanan udang dari beberapa bahan baku makanan yang digunakan.
  2. Feed suplement yang mengandung komposisi multi vitamin dan antibiotika yang berfungsi untuk melengkapi kekurangan vitamin, serta meningkatkan efisiensi penyerapan zat-zat makanan oleh udang dari makanan yang dikonsumsi.
  3. Feed suplement yang mengandung komposisi vitamin, mineral dan anti biotik yang berfungsi untuk melengkapi kekurangan vitamin dan mineral juga meningkatkan efisiensi penyerapan zat-zat makanan oleh udang dan makanan yang dikonsumsi.
    Penggunaan feed suplement dalam komposisi makanan udang takarannya adalah 20-30 gr untuk komposisi 100 kg.
Potensi Bahan Baku
Beberapa bahan baku baik sumber karbohidarat maupun sumber protein yang banyak dipasarkan dan mudah diusahakan adalah:
  1. Tepung Ikan, bahan baku makanan udang yang mempunyai kandungan protein tinggi.
  2. Tepung Bulu Unggas, merupakan bahan baku makanan yang sering digunakan sebagai substitusi sebagian penggunaan tepung ikan. Tepung bulu unggas mempunyai / memiliki kandungan protein lebih tinggi dari pada tepung ikan, tetapi kurang disukai udang. Penggunaan tepung bulu unggas melalui proses hidrolisis atau pemasukan suhu dan tekanan uap 15 – 20 kg selama 30 menit, kemudian dikeringkan dan digiling menjadi tepung. Penggunaan tepung bulu unggas dan tepung susu merupakan paduan yang serasi untuk makanan udang.
  3. Tepung Paging Bekicot, merupakan bahan baku makanan yang sangat potensial, terutama untuk subtitusi kelangkaan tepung ikan.
  4. Tepung Rese (Kulit dan Kepula Udang), merupakan bahan baku makanan yang cukup potensial karena selain kandungan proteinnya tinggi, juga sebagai sumber mineral. Tetapi kandungan serat kasamya juga cukup tinggi, maka penggunaan maksimal dalam komposisi makanan udang tidak boleh lebih dari 8 kg untuk 100 kg komposisi makanan.
  5. Tepung Darah, merupakan bahan baku makanan yang mempunyai kandungan protein cukup tinggi, khususnya sebagai sumber asam amino lisin.
  6. Susu Bubuk, merupakan bahan baku makanan yang memiliki kandungan protein cukup tinggi. Umumnya digunakan untuk komposisi udang Diet 1.
  7. Jagung Ragi merupakan bahan baku makanan inovasi dan altematif. Jagung sebagai sumber karbohidrat kurang memiliki potensi tetapi kaya provitamin A yang sangat baik untuk pertumbuhan udang.
  8. Tepung Gaplek, merupakan bahan baku makanan yang tergolong penting, meskipun kandungan proteinnya rendah. Tepung gaplek berfungsi sebagai perekat dalam pembuat makanan udang bentuk Crumbles dan Pellet.
  9. Bungkil Kelapa, merupakan bahan baku makanan udang yang cukup potensial. Kelemahannya mudah tengik dan serat kasamya cukup tinggi. Bungkil kelapa umumnya digunakan, bila dalam kondisi kondisi makanan udang yang tidak menggunakan bungkil kedelai.
  10. Bungkil Kedelai, merupakan bahan baku makanan yang potensial, terutama bila dikombinasikan dengan bungkil kedelai dan jagung ragi.
  11. Tepung Daun Lantoro, bahan baku yang mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi.
  12. Tepung daun Turi, bahan baku makanan yang memiliki kandungan protein cukup tinggi, sebagai sumber vitamin A.
  13. Tepung Tulang, bahan baku makanan udang yang mengandung mineral kalsium dan fhosfor.