Rabu, 23 Februari 2011

jenis jenis udang

  1. Udang
  2. Udang bari/Geragau/Kepal
  3. Udang buku
  4. Udang cendana
  5. Udang ekor biru
  6. Udang galah
  7. Udang harimau
  8. Udang karang
  9. Udang kulit keras
  10. Udang kuning
  11. Udang kupas
  12. Udang lipan
  13. Udang lobak/Udang ketak/Udang kipas
  14. Udang mera
  15. Udang merah/Ros
  16. Udang minyak/Minyak Jalur
  17. Udang pasir / Putih
  18. Udang puteh kecil
  19. Udang putih besar
  20. Udang putih tanda
  21. Udang solo/Sualor
  22. Udang susu
  23. Udang vannamei
  24. Udang kara
  25. Udang karang
  26. Udang kepal
  27. Udang kertas
  28. Udang lipan/Udang mentadak/Udang ronggeng
  29. Umang-umang
  30. Unduk-unduk

jenis jenis udang

  1. Udang
  2. Udang bari/Geragau/Kepal
  3. Udang buku
  4. Udang cendana
  5. Udang ekor biru
  6. Udang galah
  7. Udang harimau
  8. Udang karang
  9. Udang kulit keras
  10. Udang kuning
  11. Udang kupas
  12. Udang lipan
  13. Udang lobak/Udang ketak/Udang kipas
  14. Udang mera
  15. Udang merah/Ros
  16. Udang minyak/Minyak Jalur
  17. Udang pasir / Putih
  18. Udang puteh kecil
  19. Udang putih besar
  20. Udang putih tanda
  21. Udang solo/Sualor
  22. Udang susu
  23. Udang vannamei
  24. Udang kara
  25. Udang karang
  26. Udang kepal
  27. Udang kertas
  28. Udang lipan/Udang mentadak/Udang ronggeng
  29. Umang-umang
  30. Unduk-unduk

Udang

Udang ialah sejenis haiwan yang hidup di dalam air dan tergolong dalam sub-order Dendrobranchiata [1]. Walaupun kelihatan sama sahaja dengan udang halus, udang berbeza dengan udang halus dari segi struktur insangnya. Insang udang bercabang (oleh itu, namanya dendro = "pokok"; branchia = "insang"), manakala insang udang halus berlamela. Takson kembar bagi Dendrobranchiata ialah Pleocyemata yang terdiri daripada semua udang halus, udang karang, ketam, dan sebagainya.
Udang boleh didapati di dalam air masin dan air tawar. Pada masa kini, udang air masin dan air tawar diternak secara besar-besaran di kebanyakan negara. Di Malaysia, udang diternak di Pahang dan Sabah. Ladang ternakan udang di Pahang hanya untuk di eksport.

Sabtu, 19 Februari 2011

peluang ekspor udang galah

Udang galah (Macrobrachium rosenbergii) adalah jenis udang air tawar berukuran cukup besar dan rasa yang bisa bersaing dengan jenis udang lainnya. Teknologi budidaya udang yang mempunyai capit panjang ini juga relatif sederhana. Namun baru petani ikan di Pulau Jawa dan Bali saja yang mampu membudidayakannya.  Ketersediaan benur, adalah salah satu kendala dalam pengembangan udang ini. Kebutuhan benur nasional yang mencapai 60 juta ekor/tahun, jauh dari kapasitas produksi saat ini yakni sekitar 35 juta ekor.

Rp35.000—Rp50.000/kg
Dari produksi total perikanan budidaya secara nasional pada 2004 sebesar 1,48 juta ton, 488.000 ton di antaranya dihasilkan oleh perikanan budidaya air tawar. Produksi perikanan budidaya air tawar masih didominasi oleh komoditas ikan mas (187.000 ton), nila (98.000 ton), lele (56.000 ton), dan patin (24.000 ton), sedangkan produksi udang galah baru mencapai 290 ton.

Udang galah merupakan salah satu jenis udang air tawar yang dapat ditemukan di hampir semua sungai dan perairan tawar di Indonesia. Dirjen Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan,  Made L. Nurjana mengatakan, teknologi budidaya udang galah sudah cukup dikuasai oleh masyarakat dengan tingkat produktivitas berkisar 1—3 ton/ha.

Harga jual udang galah pun cukup menggiurkan. Udang konsumsi ukuran 20—30 ekor/kg di pasar lokal laku dijual dengan harga Rp35.000—Rp50.000/kg. Namun sayang, daerah pengembangan budidaya udang galah masih terbatas di Pulau Jawa dan Bali serta sebagian kecil Sumatera Selatan. Di luar daerah-daerah tersebut, udang galah diperoleh dari hasil tangkapan di sungai.

Benih menjadi salah satu kendala paling krusial dalam pengembangan budidaya udang galah. “Hal tersebut disebabkan oleh masih terbatasnya unit hatchery yang menghasilkan juvenil yang hanya berkembang di pulau Jawa dan Bali,” ujar Made. Tak heran jika wilayah lain, budidaya udang galah sulit berkembang.

Produksi 1,2 juta Juvenil/Tahun
Balai Benih Udang Galah, Klungkung, Bali, salah satu unit pelaksanaan daerah (UPTD) yang memprioritaskan produksi juvenil udang galah sejak 1984. Produksinya mencapai 1,2 juta ekor/tahun atau 100.000 ekor/bulan, dengan kapasitas terpasang 2 juta ekor/tahun.  Juvenil udang galah mulai dipasarkan sejak umur 35—40 hari yang dipanen secara bertahap. Harga juvenil udang galah di Bali berkisar Rp40—Rp50/ekor, sementara biaya produksinya rata-rata Rp25/ekor.

BBUG Klungkung memiliki stok induk sekitar 3.000 ekor yang setiap tahun selalu  diremajakan. Umur induk yang baik minimal 8 bulan. Setelah daya tetasnya menurun, induk diganti yang baru.

Pemijahan dilakukan secara alami dengan cara memasukkan induk jantan dan betina ke dalam satu kolam. Setelah tiga minggu, induk  diseleksi dan  yang  mengandung telur selanjutnya dipisahkan ke kolam lain. Satu induk biasanya mengandung 20.000 butir telur. Dengan memijahkan 200 ekor induk akan dihasilkan sekitar 400.000 butir telur/siklus.

Tiga hari setelah menetas, larva udang diberi pakan artemia dan pakan buatan berupa campuran telur, tuna yang telah diblender, susu skim, dan terigu. Untuk mencapai fase juvenil diperlukan waktu sekitar 35—40 hari pemeliharaan dengan media air payau berkadar garam 8—10 ppm.

Di Bali, udang galah atau  dikenal sebagai baby lobster  memasok kebutuhan turis mancanegara di derah wisata pantai. Dengan segmen pasar tersebut,  daya serap dan harga udang galah di daerah ini cukup tinggi, yakni Rp40.000/kg dengan ukuran 20 ekor/kg.

Pasar Ekspor Terbuka
Sementara itu, pemilik Gubug Resto Udang Galah Mang Engking, Yogyakarta, Engking Sodikin mengatakan, permintaan ekspor udang galah sudah ada tapi volume produksinya belum mencukupi. Tujuan pasar mancanegara udang galah di antaranya Brunei Darussalam. Jumlah permintaan negara tetangga itu sebanyak 6—8 ton/bulan, tapi  sampai saat ini belum terpenuhi.

Menurut Mang Engking, jangankan ekspor, untuk konsumsi dalam negeri saja masih kurang. “Contohnya saya, untuk memenuhi kebutuhan udang galah tiga resto di Yogyakarta saja sangat susah, sehingga saya harus mencari hingga Jawa Barat,“ ujarnya.

Ditambahkan Engking, tren permintaan udang galah terus meningkat. “Untuk pasar domestik, potensi pasarnya mencapai 10.500 ton/tahun. Kebutuhan lokal Yogyakarta saja diperkirakan sekitar 6—8 ton/bulan dan baru terpenuhi sekitar 5 ton saja,” katanya lagi. Pengusaha resto ini sangat yakin udang galah mampu menarik konsumen restonya. Untuk itu ia merencanakan membuka resto di  Surabaya, Semarang, Purwokerto, Bandung, dan Depok (Jakarta).

udang yang hidup di kedalaman 180 meter es antartika

Penemuan ini menantang anggapan umum tentang kemampuan bertahan dari organisme kompleks, yakni organisme yang lebih dari sekadar bakteri atau berbentuk sel tunggal saja.

Para ilmuwan menemukan fauna dari keluarga udang-udangan dan juga ubur-ubur yang bertahan hidup di bawah lapisan tebal es di Antartika, yang mana tadinya disangka tak mungkin ada binatang yang bisa bertahan di tempat seperti itu.


Di bawah lapisan es setebal 600 kaki, atau kira-kira 180 meter, dan tanpa sinar matahari, tadinya para ilmuwan berasumsi hanya mikroba yang bisa bertahan hidup.

Betapa terkejutnya tim NASA ketika mereka menurunkan kamera untuk menelusuri perairan di bawah lapisan es Antartika. Seekor hewan seperti udang berenang mendekat lalu hinggap di kabel kamera. Para ilmuwan juga menemukan bekas tentakel yang diduga berasal dari sejenis ubur-ubur.

“Tadinya kami berasumsi tak ada (hewan) apa pun di bawah sana,” kata ilmuwan NASA Robert Bindschadler, yang mempresentasikan temuan ini berikut rekaman videonya, Rabu (17/3/2010) di pertemuan Persatuan Geofisika Amerika.

Binatang itu panjangnya 3 inchi dan sempat disorot selama dua menit. “Persis udang yang biasa kita makan,” kelakar Bindschadler. Tepatnya hewan ini adalah Lyssianasid amphipod, bukan udang, tapi ada hubungannya dengan keluarga udang-udangan.

Mengapa penemuan seekor udang ini penting? Karena ini menantang pemikiran kita tentang syarat minimum bagi organisme untuk bertahan hidup. Kalau ada udang bisa bermain-main di bawah lapisan es 180 meter, bagaimana di bulan Jupiter, Europa, yang tertutup es?

Pakar mikrobiologi Cynan Ellis-Evans dari badan survei Antartika UK juga ikut tercengang oleh penemuan ini. “Ini penemuan (hewan) pertama pada lingkungan di bawah lapisan es yang merupakan organisme kompleks.”

Dia juga memaparkan bahwa sebelumnya pernah ditemukan hal serupa di daerah lapisan es yang mulai mencair, tapi belum pernah ada penemuan yang tepat di bawah lapisan es. Tapi dia juga menyatakan bahwa mungkin saja hewan itu telah berenang sangat jauh dan tersesat di sana, jadi daerah itu bukanlah habitat tetapnya.

Tapi Kim, salah seorang ilmuwan yang terlibat dalam penemuan itu meragukan dugaan ‘hewan tersasar’ itu. Lokasi penemuan itu lebih dari 19 km jauhnya dari lautan terbuka.

Bindschadler dan timnya hanya mengebor lubang berdiameter kira-kira 20 cm dan hanya mengamati perairan yang sangat kecil. Artinya, kemungkinannya sangat kecil bahwa ada dua organisme yang berenang sejauh itu lalu terperangkap di perairan sempit itu.

Memang para ilmuwan masih bingung apa sumber makanan hewan tersebut. Menurut Kim, kalau mikroba bisa memproduksi makanan sendiri dari bahan kimia di lautan, tapi hewan kompleks seperti amphipod itu tidak bisa.

Jadi, bagaimana cara hewan itu bertahan hidup?

UDANG

Udang adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai, laut, atau danau. Udang dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Udang biasa dijadikan makanan laut (seafood). Dalam bahasa Banjar disebut hundang.

[sunting] Taksonomi

Banyak crustaceae yang dikenal dengan nama "udang". Misalnya mantis shrimp dan mysid shrimp, keduanya berasal dari kelas Malacostraca sebagai udang sejati, tetapi berasal dari ordo berbeda, yaitu Stomatopoda dan Mysidaceae. Triops longicaudatus dan Triops cancriformis juga merupakan hewan populer di air tawar, dan sering disebut udang, walaupun mereka berasal dari Notostraca, kelompok yang tidak berhubungan.

[sunting] Daur hidup udang

Larva nauplius udang.
Udang menjadi dewasa dan bertelur hanya di habitat air laut. Betina mampu menelurkan 50.000 hingga 1 juta telur, yang akan menetas setelah 24 jam menjadi larva (nauplius). Nauplius kemudian bermetamorfosis memasuki fase ke dua yaitu zoea (jamak zoeae). Zoea memakan ganggang liar. Setelah beberapa hari bermetamorfosis lagi menjadi mysis (jamak myses). Mysis memakan ganggang dan zooplankton. Setelah tiga sampai empat hari kemudian mereka bermetamorfosis terakhir kali memasuki tahap pascalarva: udang muda yang sudah memiliki ciri-ciri hewan dewasa. Seluruh proses memakan waktu sekitar 12 hari dari pertama kali menetas. Pada tahap ini, udang budidaya siap untuk diperdagangkan, dan disebut sebagai benur. Di alam liar, postlarvae kemudian bermigrasi ke estuari, yang sangat kaya akan nutrisi dan bersalinitas rendah. Di sana mereka tumbuh dan kadang-kadang bermigrasi lagi ke perairan terbuka di mana mereka menjadi dewasa. Udang dewasa merupakan hewan bentik yang utamanya tinggal di dasar laut.

Rabu, 16 Februari 2011

Makan udang


Makanan udang merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan usaha. Oleh karena itu ada beberapa persyaratan yang secara teknis harus memperoleh penanganan secara khusus yaitu :
  • Aspek Kimia, yaitu persyaratan kandungan nutrisi makanan yang meliputi protein, karbohidrat, lemak. vitamin dan mineral.
  • Aspek Fisik Makanan, yaitu bentuk dan ukuran makanan, ketahanan dalam air, dan tekntk pengepakan.
  • Aspek Biologis, yaitu nilai konversi makanan atau perbandingan jumlah makanan yang di konsumsi dengan kemampuan makanan yang di konsumsi dapat meningkatkan berat tubuh udang.
  • Aspek Ekonomis, yaitu kelayakan harga ditinjau dari segi kualitas inaupun nilai makanan.
    Maka untuk dapat menjamin kelayakan kualitas, makanan udang perlu diuji terlebih dahulu. Makanan udang yang di berikan harus memenuhi syarat antara lain :
    • Makanan udang harus mempunyai aroma yang disukai oleh udang. Caranya ialah dengan memberi atraktan yang dapat membuat udang tertarik pada makanan tersebut.
    • Makanan udang harus tenggelam, sebab udang galah umumnya mencari makanan di dasar kolam.
    • Daya tahan makanan udang dalam air minimal 5 jam.
Meramu Makanan Udang
Tabei 1. Spesifikasi Nutrisi Makanan Udang

Karekteristik
Diet I
Diet II
Diet III
Diet IV
Bahan Baku Makanan Udang
Untuk meramu makanan udang pertama kali yang harus dipahami adalah mengenal bahan baku makanan udang. Bahan baku makanan udang, dapat digolongkan menjadi dua kelompok yakni:
  1. Bahan baku makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan memrupakan sumber karbohidrat vang mengandung serat kasar tinggi maka jumlah penggunaannya relalif terbatas, sebab udang tidak efisien mencerna bahan baku golongan ini.
  2. Bahan baku makanan yang berasal dari hewan merupakan sumber protein dan asam amino yang relatif cukup lengkap, dan rata-rata serat kasar yang dikandungnya relatif rendah.
Penyusunan komposisi makanan udang tidak sekedar mengandalkan bahan baku makanan kedua golongan tersebut, juga sangat diperlukan makanan tambahan (feed suplement) produk pabrik yang kaya vitamin, mineral dan anti biotika.
Komposisi feed suplement yang digunakan secara umum dalam penyususnan makanan udang, dikenal ada tiga macam yaitu :
  1. Feed Suplement yang mengandung komposisi multi vitamin dan mineral, yang berfungsi untuk melengkapi komposisi makanan udang dari beberapa bahan baku makanan yang digunakan.
  2. Feed suplement yang mengandung komposisi multi vitamin dan antibiotika yang berfungsi untuk melengkapi kekurangan vitamin, serta meningkatkan efisiensi penyerapan zat-zat makanan oleh udang dari makanan yang dikonsumsi.
  3. Feed suplement yang mengandung komposisi vitamin, mineral dan anti biotik yang berfungsi untuk melengkapi kekurangan vitamin dan mineral juga meningkatkan efisiensi penyerapan zat-zat makanan oleh udang dan makanan yang dikonsumsi.
    Penggunaan feed suplement dalam komposisi makanan udang takarannya adalah 20-30 gr untuk komposisi 100 kg.
Potensi Bahan Baku
Beberapa bahan baku baik sumber karbohidarat maupun sumber protein yang banyak dipasarkan dan mudah diusahakan adalah:
  1. Tepung Ikan, bahan baku makanan udang yang mempunyai kandungan protein tinggi.
  2. Tepung Bulu Unggas, merupakan bahan baku makanan yang sering digunakan sebagai substitusi sebagian penggunaan tepung ikan. Tepung bulu unggas mempunyai / memiliki kandungan protein lebih tinggi dari pada tepung ikan, tetapi kurang disukai udang. Penggunaan tepung bulu unggas melalui proses hidrolisis atau pemasukan suhu dan tekanan uap 15 – 20 kg selama 30 menit, kemudian dikeringkan dan digiling menjadi tepung. Penggunaan tepung bulu unggas dan tepung susu merupakan paduan yang serasi untuk makanan udang.
  3. Tepung Paging Bekicot, merupakan bahan baku makanan yang sangat potensial, terutama untuk subtitusi kelangkaan tepung ikan.
  4. Tepung Rese (Kulit dan Kepula Udang), merupakan bahan baku makanan yang cukup potensial karena selain kandungan proteinnya tinggi, juga sebagai sumber mineral. Tetapi kandungan serat kasamya juga cukup tinggi, maka penggunaan maksimal dalam komposisi makanan udang tidak boleh lebih dari 8 kg untuk 100 kg komposisi makanan.
  5. Tepung Darah, merupakan bahan baku makanan yang mempunyai kandungan protein cukup tinggi, khususnya sebagai sumber asam amino lisin.
  6. Susu Bubuk, merupakan bahan baku makanan yang memiliki kandungan protein cukup tinggi. Umumnya digunakan untuk komposisi udang Diet 1.
  7. Jagung Ragi merupakan bahan baku makanan inovasi dan altematif. Jagung sebagai sumber karbohidrat kurang memiliki potensi tetapi kaya provitamin A yang sangat baik untuk pertumbuhan udang.
  8. Tepung Gaplek, merupakan bahan baku makanan yang tergolong penting, meskipun kandungan proteinnya rendah. Tepung gaplek berfungsi sebagai perekat dalam pembuat makanan udang bentuk Crumbles dan Pellet.
  9. Bungkil Kelapa, merupakan bahan baku makanan udang yang cukup potensial. Kelemahannya mudah tengik dan serat kasamya cukup tinggi. Bungkil kelapa umumnya digunakan, bila dalam kondisi kondisi makanan udang yang tidak menggunakan bungkil kedelai.
  10. Bungkil Kedelai, merupakan bahan baku makanan yang potensial, terutama bila dikombinasikan dengan bungkil kedelai dan jagung ragi.
  11. Tepung Daun Lantoro, bahan baku yang mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi.
  12. Tepung daun Turi, bahan baku makanan yang memiliki kandungan protein cukup tinggi, sebagai sumber vitamin A.
  13. Tepung Tulang, bahan baku makanan udang yang mengandung mineral kalsium dan fhosfor.

Jenis-Jenis Udang Potensial Budidaya

Udang merupakan komoditas utama yang paling diminati sebagai makanan. Dagingnya yang gurih dan rasanya yang lezat membuat komoditas yang satu ini begitu familiar dan digemari hampir semua orang. Melimpahnya jenis udang yang hidup di perairan Indonesia membuat peluang untuk membudidayakan dan memasarkan udang begitu potensial. Terlebih lagi, masing-masing jenis udang tersebut memiliki ciri yang unik dan khas. Tidak heran jika banyak orang yang tergiur untuk menangkap atau membudidayakan udang.
Prospek pasar udang kini makin luas, bahkan sudah merambah ke arah pasar ekspor. Berdasarkan data dari Departemen Kelautan dan Perikanan RI, udang sendiri merupakan penyumbang devisa terbesar dari sektor perikanan. Dengan fakta tersebut maka peluang untuk menjadikan udang sebagai prospek budidaya semakin terbuka dan sangat potensial.
Berikut ini beberapa jenis udang potensial untuk dibudidayakan maupun ditangkap:
1). Udang Jerbung ( Penaeus merguiensis )
Udang jerbung disebut juga udang putih “ White Shrimp “.
Ciri-cirinya antara lain : kulitnya tipis dan licin, warna putih kekuningan dengan bintik hijau dan ada yang berwarna kuning kemerahan. Udang ini mempunyai jenis-jenis lain seperti :
  • Udang Peci, warna kulitnya lebih gelap dan berbintik hitam dengan nama dagang White  Shrimp.
  • Udang Bambu, warna kulitnya kuning berbercak merah seperti bambu dengan nama dagang Bamboo Shrimp.
  • Udang Banana , warna kulitnya kuning seperti kulit pisang dengan nama dagang Banana Shrimp.
2). Udang Flower ( Penaeus sp )
Udang ini berwarna hijau kehitaman dengan garis melintang coklat, kulit dan kakinya agak kemerahan. Corak warnanya seperti bunga dengan nama dagang Flower Shrimp.
3). Udang Windu / Pacet / Tiger ( Penaeus monodon )
Udang ini kulitnya tebal dan keras, berwarna hijau kebiruan dengan garis melintang yang lebih gelap, ada juga yang berwarna kemerah-merahan dengan garis melintang coklat kemerahan. Nama dagang Tiger Shrimp.
4). Udang Cokong / Tokal / Galah / Fresh Water ( Macrobrachium sp )
Udang ini adalah udang air tawar. Warnanya bermacam-macam, ada yang hijau kebiruan, hijau kecoklatan, kuning kecoklatan dan berbercak seperti udang windu tetapi bentuknya lebih bulat. Nama dagangnya Fresh Water Shrimp.
5). Udang Dogol ( Metapenaeus monoceros )
Udang ini kulitnya tebal dan kasar, berwana merah muda agak kekuningan. Nama dagangnya adalah Pink Shrimp , ada yang berwarna kuning kehijuan disebut yellow White Shrimp.
6). Udang Kucing “Cat Prawn”
Udang ini kecil-kecil, yang paling besar berukuran 31 – 40 ekor/lb. Warnanya hijau dengan garis-garis melintang kuning dan putih. Ada juga yang berwarna kuning dengan garis melintang coklat dan putih. Nama dagangnya Cat Prawn.
7). Udang Medium
Termasuk jenis udang ini adalah udang peci yang warnanya lebih gelap dan berbintik-bintik hitam dan udang dogol yang warna kulitnya merah kecoklatan. Nama dagangnya Medium Shrimp.
8). Udang Sikat / Kipas ( Panulirus sp )
Udang ini seperti “ Lobster “ tetapi ukurannya lebih kecil dan kulitnya lebih lunak serta agak kasar. Warna kulit kecoklatan bergaris-garis melintang. Nama dagangnya Baby Slipper Lobster.
9). Udang Karang / Barong ( Panulirus sp )
Udang ini seperti udang sikat tetapi ukurannya ada yang besar dan kulitnya keras. Warnanya ada bermacam-macam, ada yang hijau, coklat, coklat kemerahan dan hitam kebiruan, biasanya berbintik-bintik putih, merah atau coklat. Nama dagangnya ‘Lobster’.
Diolah dari berbagai sumber

Kamis, 03 Februari 2011

Industri ternakan udang laut khasnya udang harimau di negara ini telah berkembang dalam tahun 1980-an. Udang laut ini, kini telah menjadi hasil ternakan akuakultur yang penting dalam menyumbang nilai pendaratan akuakultur. Terdapat lebih daripada 10 spesies udang laut yang diternak secara komersial di dalam kolam diseluruh dunia tetapi udang harimau (Panaeus monodon) adalah salah satu dari spesies yang paling popular.
Udang harimau diternak di negara-negara Asia yang beriklim tropika dan mewakili 60%–70% daripada jumlah pengeluaran udang ternakan diseluruh dunia, meningkat dari 52% pada tahun 1998. Udang P. Vannamei atau Pacific White menyumbang 24%. Penaeus monodon atau Black Tiger dan P. orientalis atau White Faisho merupakan ternakan utama Asia manakala P. Vannamei atau Pacific White Shrimp di Amerika Latin. Pada keseluruhannya, udang harimau mewakili hampir 20% dari jumlah pengeluaran dunia.

Udang harimau merupakan spesies udang laut utama diternak oleh kebanyakan penternak udang di Malaysia. Ianya memainkan peranan penting dalam ekonomi industri akuakultur negara ini. Walaupun begitu Malaysia bukanlah pengeluar utama, kerana keluasan kolam ternakan udang harimau hanyalah sekitar 6,000 hektar. Sebagai perbandingan, Thailand mempunyai 80,000 hektar kolam udang, 40,000 hektar di Indonesia dan 80,000 hektar di India. Walau bagaimanapun, purata pengeluaran (tan metrik per hektar) di Malaysia adalah tinggi, selepas Taiwan dan Thailand. Ini menunjukkan bahawa teknologi ternakan udang di Malaysia telah maju dan setanding dengan negaranegara tersebut.

Di Malaysia, ternakan udang harimau telah menjadi satu aktiviti ekonomi yang penting sejak kejayaan mengeluarkan benih secara besar-besaran dan penggunaan teknologi ternakan yang moden. Majoriti ternakan udang atau 70% udang terhasil di kawasan timur. Dari awal 1980-an dan pertengahan 1990-an, pengeluaran udang ternakan telah meningkat sebanyak tujuh kali ganda.
Dalam tahun 2000, sebanyak lebih kurang 12,000 MT udang akuakultur (>95% udang harimau) bernilai RM400 juta telah dikeluarkan daripada 6,000 ha. Kawasan kolam air payau yang melibatkan lebih kurang 950 penternak. Pengeluaran daripada ternakan udang akuakultur mewakili cuma 10% daripada 111,900 MT daripada udang tangkapan.
Perusahaan udang bagi pelbagai spesies akan terus digalakkan di mana dianggarkan sebanyak 150,000 tan metrik udang bernilai RM2.7 bilion mampu dihasilkan pada tahun 2010 (Jabatan Perikanan).

TERNAKAN UDANG HARIMAU SECARA INTENSIF
PENGENALAN

Udang Harimau (Penaeus Monodon)Adalah salah satu jenis udang air payau / laut yang sesuai diternak di kolam kerana ianya mempunyai daya ketahanan yang tinggi dan kadar tumbesaran yang cepat.
Di Malaysia akhir-akhir ini, usaha menternak udang harimau sedang berkembang pesat dengan semakin bertambahnya penglibatan dari pihak swasta, agensi kerajaan dan juga orang perseorangan.
Antara faktor yang menggalakkan penternakan udang harimau adalah :-


Terdapatnya banyak kawasan yang berpotensi.Permintaan yang tinggiJaminan harga pasaran yang baik di dalam negeri mahupun di luar Negara
Contoh:Pada masa ini harga pasaran bagi udang yang bersaiz dalam lingkungan 25-35 ekor/kg ialah diantara RM 20 –RM 30/kg.
Penglibatan pihak kerajaan dan swasta dalam membangunkan ternakan udang harimau seperti LKIMPenggunaan teknologi tinggi dalam ternakan.

KRITERIA YANG SESUAI UNTUK PEMILIHAN TAPAK
Kriteria-kriteria asas yang perlu diambilkira sebelum kolam dibina adalah seperti berikut:-
Berhampiran dengan punca air payau/laut yang mempunyai kadar kemasinan 15-30ppt. Dan ianya mestilah juga bebas dari pencemaran (seperti bahan buangan industri dan pertanian).Mempunyai kemudahan infrastruktur seperti jalan raya, bekalan elektrik, air dan sebagainya.Berhampiran dengan pusat penetasan.Keadaan tanah yang berupaya menakung air seperti liat berpasir ataupun liat dimana kemasaman pH 6.5-8.5 (basah)Mempunyai modal yang mencukupi mengikut keperluan sistem ternakan yang akan dijalankan.Mempunyai strategi pemasaran yang baik.

PEMBINAAN KOLAM

1. Kolam boleh dibina antara saiz 0.3 – 1.0 hektar luas permukaannya dan kedalaman antara 1.5m – 2.0 m. Pembinaan kolam hendaklah berhampiran dengan punca air.

2. Saluran air masuk dan keluar perlu dibina untuk kemudahan pertukaran air semasa pemeliharaan udang dan ia juga perlu untuk pengeringan air selepas hasil dikutip. Penggunaan pam untuk memasuk dan mengeluarkan air boleh digunakan tetapi melibatkan tambahan kos.
3.Untuk ternakan secara intensif susun atur, reka bentuk dan pembinaan kolam mestilah dibuat dengan bijak dan berhati-hati, terutamanya aspek asas yang penting iaitu ban, pintu air masuk dan keluar. Jika pembinaannya betul dan mematuhi kehendak, kejayaan berterusan operasi akan dapat dicapai bagi kaedah ternakan secara intensif.

4. Sistem air kolam intensif.
a. Punca air
b. Sistem pam
c. Kolam takungan
d. Pintu air masuk/keluar
5. Reka Bentuk Kolam Intensif
a. Kedalaman 1.3m-1.5m
b. Lerengan ikut jenis tanah 1:2, 1:1, 2:1
c. Kecerunan dasar 1: 200
d. Saiz kolam 0.5 – Iha.
e. Pintu air masuk dan keluar.




PENYEDIAAN KOLAM

Sebelum ternakan dijalankan, kerja-kerja penyediaan kolam perlu dilakukan. Tempoh penyediaan kolam berbeza mengikut cuaca, keadaam kolam dan masalah setempat.


1. Pembuangan Lumpur:
-Lumpur hitam perlu dirawat atau dibuang setiap kali selepas sesuatu pusingan ternakan dijalankan samada secara mekanikal, biologikal atau menggunakan bahan kimia.
- Cara mekanikal boleh dibuat dengan menggunakan jentera, pam atau mengalirkan melalui pintu air.
- Cara biologikal iaitu menggunakan bakteria yang boleh mengeluarkan enzim untuk menghalang pembentukan lumpur hitam.
- Cara kimia pula adalah dengan menggunakan bahan seperti Calcium peroxide, Potassium permanganate, Zeolite, Iron oxide dan Ozone.
Penjemuran :
Penjemuran dibuat sehingga dasarnya retak, biasanya 1 hingga 2 minggu bergantung pada cuaca. Tujuannya untuk mengoksidakan bahan organan atau lumpur hitam.
Membaiki Sturuktur Kolam
Pemeriksaan rapi perlu dibuat agar sebarang kerosakan boleh diatasi/baiki segera sebelum ternakan diteruskan termasuk memasang jaring pada pintu air.
Mengapur
Kapur adalah untuk meneutralkan kandungan asid tanah dan mengurai bahan organan serta mengurangkan pengumpulan bahan kimia yang toksik pada udang.
5. Kawalan Perosak/Pemangsa :
Pengeringan sepenuhnya serta menggunakan penapis yang sesuai boleh mengawal ikan-ikan pemangsa. Bagi kolam yang tak boleh dikeringkan sepenuhnya maka penggunaan racun perlu digunakan.
6. Pemberian Makanan :
Makanan biasanya diberi 3- 4 kali sehari. Jenis makanan pellet yang diberi mengikut saiz udang.
PENGGUNAAN PERALATAN MEKANIKAL
‘Automatik Feeder’–Tidak memerlukan tenaga buruh
-Jimat kos.
- Mengelak pembaziran
- Waktu pemberian makanan lebih tepat.
Sludge Pump.-Kaedah mekanikal untuk mencuci dasar kolam.
Kolam HDPE
-Dasar kolam lebih bersih.
-Ruang untuk udang makan lebih luas.
-Mengelak kebocoran kolam.

PARAMETER YANG SESUAI UNTUK TERNAKAN UDANG HARIMAU SECARA INTENSIF
-Oksigen Terlarut – 5 ppm
-pH – 7.5-8.5
-Hardness – 70 ppm (masalah warna air jika kurang 50 ppm)
-Suhu – 27-32?C
-Karbon Dioksida - <2>

CIRI-CIRI RINGKAS UNTUK MEMILIH BENIH UDANG YANG BERKUALITI
Bentuk dan Sifat:Keadaan benih yang aktif, saiz sekata, warna dari coklat muda ke coklat, badan yang tidak melengkung, uropod (sirip ekor) sentiasa kembang.
Analisis Mikroskopik:
Benih bebas dari organisma seperti Zootharnnium, Epistylis dan Detritus Antenanya (sesungut) panjang lurus dan rapat.Badan mesti bersih dari kotoran, licin dan jernih.Rostrall spines 6-7Otot dalam segmen abdominal ke 6 cukup lengkap penuh dengan kulit.
KUALITI AIR

Oksigen Terlarut (D.O):Air dapat menampung oksigen yang rendah pada suhu yang tinggi. D.O. akan lebih tinggi pada suhu yang rendah. Perkara yang sama berlaku pada siliniti. D.O. rendah pada siliniti tinggi dan D.O. tinggi pada siliniti rendah.
2. Bagaimana D.O. Memasuki Air:
a. Air yang mempunyai D.O yang rendah perlu diganti dengan air baru yang mempunyai D.O yang tinggi.
b. Bloom (plankton) dan alga di dasar kolam menambah D.O. semasa siang (Fotosintisis).
c. Udara diserapkan kedalam air melalui ombak, hujan, pam dan kincir angin.
Apabila D.O<3.0>
SALINITI

Udang membesar dengan baik pada saliniti air yang rendah. (10-20 ppt). Saliniti dalam tahap biasa adalah diantara 12-15ppt. Apabila saliniti melebihi 15ppt, air dalam badan udang akan meresap keluar. Untuk mengganti kehilangan air, udang mestilah mengepam air dari luar badan ke dalam badan. Tenaga pam ini menggunakan makanan yang sepatutnya digunakan untuk tumbesaran udang. FCR akan bertambah kerana lebih makanan akan digunakan untuk menjalankan pam tersebut.

SUHU

Pada suhu tinggi( >35 C ) banyak kejadian berlaku dengan cepat. Udang mengalami tekanan, mudah dijangkiti penyakit serta D.O. dan pH berubah dengan cepat.Suhu yang tinggi menyebabkan :Air kolam akan menampung D.O yang sedikit.Udang membesar dengan cepat dan memerlukan lebih makanan.Bloom dan komuniti dasar cepat membesar.Pengurusan kolam menjadi lebih sukar apabila suhu meningkat.

PUNGUTAN HASIL

Selepas 3-5 bulan udang sudah sampai ke saiz pasaran. Udang boleh dipungut dengan cara:
i.. Tangkapan sebahagian, iaitu menggunakan pukat, tangkul, pukat perangkap, jala dan pukat permindahan terbuka.
ii. Tangkapan semua, iaitu menggunakan pukat keroncong dan pukat tarik.
 
ANALISA PENDAPATAN & PERBELANJAAN UNTUK 1 PUSINGAN

-Pendapatan: Jualan (RM 17.00/kg ) RM 76,500
-Kos Operasi : Penyediaan Kolam – 1,000
Benih 5,400
Makanan 31,500
Letrik 12,000
Buruh 2,000
Pelbagai 2,000
Jumlah = 53900
Lain-lain kos: Pengurusan 1,500
Penyelenggaraan 2,000
Jumlah 3,500
JUMLAH BESAR 57,400
UNTUNG BERSIH 19,100

NOTA

Saiz kolam – 1 hektar
Kepadatan – 30 ekor/m2
Tempoh Ternakan - 120 hari
Kadar Hidup – 60%
Saiz pasaran – 40 ekor/kg
FCR – 2.0
Tuaian – 4.5 mt
Kaedah ternakan secara intensif adalah satu perniagaan yang memberi pulangan yang lumayan tetapi ianya berisiko tinggi, dimana ia memerlukan kawalan dan pengurusan yang berpengalaman luas. Banyak pengurusan kolam gagal kerana tiada dan kurang berpengalaman awal dalam industri ini. Masalah ini biasanya berkaitan dengan perngurusan air yang tidak baik berpunca dari kelemahan pengurusan, reka bentuk kolam, aspek teknikal, hatchery dan sistem kolam pembesaran tersebut.

Penternakan Udang Galah

Udang galah Macrobrachium resenbergii merupakan antara hidupan ternakan air tawar paling popular di Malaysia sejak akhir-akhir ini. prawn_product
Harga pasarannya telah melonjak dari sekitar RM15/kg pada akhir tahun 80'an kepada sekitar RM25/kg sekarang (2000). Sebelum ekonomi meleset (1997), harga telah meningkat sekitar RM40 bagi setiap kg udang hidup. Permintaan untuk udang galah memang sentiasa tinggi. Ini dijangka oleh peningkatan taraf hidup dan penambahan pendapatan penduduk Malaysia, seterusnya meningkatkan daya beli disamping masing-masing mempunyai peruntukan yang lebih untuk program rekreasi (memancing di kolam berbayar).
Peningkatan harga dan permintaan ini seterusnya merangsang ramai penternak ikan menukar kepada ternakan udang galah. Banyak kolam terbiar telah diaktifkan semula dan banyak sawah tinggal mula digali untuk kolam udang galah. Terdapat juga program pembangunan pertanian kawasan yang telah menjadikan udang galah sebagai spesies tumpuan untuk dimajukan, malah ada daerah yang telah memilih spesies ini sebagai maskot atau produk utama pengeluaran di daerah masing-masing. Sebuah ladang akuakultur yang terbesar di pantai timur juga telah menceburi bidang penternakan udang galah untuk pasaran tempatan dan eksport. Udang galah juga telah menjadi sebahagian menu biasa restoran makanan laut di beberapa negara Asia termasuk juga Malaysia.
tiger-prawns prawn11151010 prawn_close
Keluasan kolam 0.2 ha (0.5 ekar) mampu menghasilkan udang sekitar 300kg bagi satu pusingan, malah ada penternak yang berupaya menghasilkan udang sehingga 700kg bagi satu musim (Mun, K.H., 1996) dengan teknik pengurusan yang lebih baik.
Walaupun perkembangan industri udang galah sangat pesat di Malaysia sekarang ini, ia sebenarnya masih kecil jika dibanding dengan jumlah pengeluaran dunia. Malaysia masih tertinggal jauh berbanding Vietnam, Taiwan dan Thailand yang menjadi pengeluar utama udang galah dunia. Sumbangan industri udang galah kepada akuakultur Malaysia juga adalah rendah. Misalnya dalam tahun 1995 industri ini hanya menyumbang sekitar 0.06% sahaja dari nilai pengeluaran akuakultur.
Malaysia sememangnya berpotensi untuk maju dalam industri ini. Kepakaran dalam teknologi pembenihan dan ternakan telah lama terdapat di sini. malefemale1.jpg (39951 bytes)Malah sebenarnya kajian terawal di dunia ke atas spesies udang galah ini telah bermula di sini sejak akhir tahun 50'an lagi (Ling, S.W., 1969). Malaysia juga mempunyai iklim tropika yang sesuai untuk tumbesaran udang galah. Kita mempunyai banyak sumber air tawar yang belum tercemar (di Pahang, N. Sembilan, Perak, Kelantan, Terengganu, Sabah dan Sarawak) yang sangat ideal bagi ternakan udang galah ini. Asset yang bernilai ini perlu dimajukan untuk kesejahteraan rakyat Malaysia disamping dapat menghasilkan sendiri lebih bahan makanan bagi mengurangkan import bahan-bahan makanan yang bernilai berjuta ringgit tersebut. Memang menjadi hasrat utama Jabatan Perikanan Malaysia untuk menghasilkan lebih bahan makanan untuk penduduk tempatan seperti yang terkandung dalam rancangan Dasar Pertanian Negara III (DPN 3).
Selain untuk pasaran segar tempatan (hidup, mati), udang galah juga mampu untuk dieksport. Potensi industri hiliran seperti pembungkusan dan pemprosesan memang ujud. Sehingga kini eksport udang galah Malaysia hanya kepada Singapura dalam bentuk segar (mati, hidup) dan sedikit ke Jepun. Masalah utama mengapa industri hiliran udang galah tidak berkembang di Malaysia adalah kerana kurangnya kepercayaan oleh syarikat-syarikat besar akan potensi industri ini. Memanglah industri berkaitan pertanian mempunyai resiko yang tinggi tetapi sekiranya ia dilakukan dengan teratur dan penuh kepakaran maka masalah kerugian dapat dikurangkan.
Penceburan diri dalam bidang pembenihan, ternakan dan pemerosesan udang galah ini memang memerlukan pelaburan besar yang tidak mampu ditanggung oleh penternak sambilan atau pengusha kecil. Pihak swasta besar bolehlah membina kilang pemerosesan disamping operasi pembenihan dan ternakan manakala pihak penternak kecilan dan sederhana dapat membantu dalam penghasilan benih dan udang dewasa secara berterusan untuk diproses oleh kilang tersebut. Kerajaan melalui institusi kewangan (bank) telah menyediakan skim bantuan kewangan, malahan melalui MIDA juga galakan dan insentif telah diujudkan bagi maksud menggalah perkembangan industri berasaskan eksport.